jurnalmadura.com, NASIONAL – Indonesia Network Election Survei ( INES) kembali melakukan survei tentang Perilaku Politik Masyarakat Indonesia Jelang Pemilu 2024. Pasca pemilu 2019 hingga sekarang ini tidak kunjung selesai. Jelang pemilu 2024 Berbagai lontaran pernyataan politik dari satu pihak kepada pihak yang lain terus berlangsung. Pernyataan – pernyataan elit politik yang menghiasi media mainstream dan medsos hampir setiap hari dijumpai.
Direktur Eksekutif Indonesia Network Election Survei (INES),Nugraheni Kartika Dewi mengatakan, kondisi tersebut tentu akan mempengaruhi masyarakat yang setiap hari disuguhkan dengan informasi -informasi politik baik informasi yang bersifat politik identitas, ujaran kebencian atau pun informasi pencitraan oleh elite politik.
Nugraheni menjelaskan metodelogi yang dilakukan INES dalam penelitian ini menggunakan pendekatan
kuantitatif dengan tujuan agar hasil penelitian mendapatkan data komprehensif yang mampu
memberikan gambaran dalam bentuk nominal yang terukur dan akurat.
Nugraheni,menyampaikan teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain mengunakan angket berupa kuisioner kemudian dilakukan observasi “Penelitian ini mengunakan jumlah sample sebanyak 2180
responden di 400 Kabupaten/Kota yang sudah memiliki Hak pilih saat penelitian dilakukan penarikan sample mengunakan metode multistage random sampling dan hasil Penelitian ini memiliki Tingkat Kepercayaan 95% dengan margin of Error +/- 2,1%, ” kata
Nugraheni keterangan Rabu (16/11/2022).
Sementara itu, hasil sampel penelitian yang berjumlah 2180 responden di 400 Kabupaten/Kota menghasil temuan temuan sebagai berikut, Berdasarkan hasil temuan penelitian dapat ketahui bahwa 69,3% menyatakan, bahwa mereka pengguna aktif media sosial dan 20,9% merupakan pengguna pasif. Kemudian 9,8% sama sekali tidak aktif
Direktur Executive INES, Nugrahaeni Kartika Dewi mengungkapkan, hasil penelitian juga mendapati bahwa 64,4% mendapatkan pesan dan info yang berhubungan dengan politik dan pemerintahan dari media sosial, dan sebanyak 19,2% bukan dari media sosial dan sebanyak 16,4% tidak mendapatkan pesan pesan dan info politik dan pemerintah.
Berdasarkan respons yang diberikan oleh 2180 responden, penelitian ini menemukan ada empat faktor yang mempengaruhi perilaku memilih Presiden dan wakil Presiden .Memilih berdasarkan personal kandidat sebanyak 45,7 % yang meliputi rekam jejak kepemimpinannya, kemampuan dalam menjalin relasi dengan masyarakat dan lawan politik,karisma,
kewibawaan, ketegasan, kemenarikan secara fisik, serta kelincahan Dan faktor tawaran kandidat Presiden & Wakil Presiden sebanyak 25,6 % yang menekankan pada visi, misi,dan program kerja.
Kemudian personal pemilih sebanyak 10,9 % berupa kesamaan identitas sosial dengan kandidat dan ketidaksukaan terhadap kandidat Presiden & Wakil Presiden yang lain. Kemudian didasarkan pada lingkungan sosial pemilih yang didominasi oleh pengaruh keluarga sebanyak 17,8 %. Lalu didasarkan pada lingkungan sosial kandidat seperti partai,organisasi kemasyarakatan
“Dari simulasi nama- nama tokoh yang di sodorkan pada 2180 responden terkait preferensi responden untuk memilih presiden jika pilpres digelar pada hari ini maka dalam penelitian ini didasarkan pada personal kandidat yang meliputi rekam jejak kepemimpinan, kemampuan menjalin relasi dengan masyarakat dan lawan politik, Karisma, kewibawaan, ketegasan tokoh maka Airlangga Hartarto menjadi tokoh yang paling banyak dipilih oleh (20,3 %) responden, kemudian diurutan kedua Prabowo Subianto (19,6 %) dan Ganjar Pranowo (8,6 %), Andika Perkasa (6,3%),Sri Mulyani (6,2 %), Erick Thohir (4,2%), Sandiaga Uno (3,4%),Khofifah Indar Parawansa (3,3%), Anies Baswedan (3,1 %) Puan Maharani (1,9 %) Muhaimin Iskandar 1,7% Agus Harimurti Yudhoyono 1,2 % tidak memilih (20,2%), “sebut Nugrahaeni .
Selain itu, hasil temuan dalam penelitian ini menunjukan bahwa Tingkat keterpilihan Airlangga yang sangat tinggi dibandingkan tokoh lainnya tidak lepas dari faktor rekam jejak kepemimpinannya yang selama dua periode di kabinet pak Jokowi yang dinilai sangat berhasil kinerjanya dan banyak dirasakan oleh masyarakat dibandingkan tokoh lainnya, hal ini juga terpotret dari hasil penelitian ini dimana hasil simulasi antara 5 tokohpun Airlangga unggul dengan tingkat keterpilihan 30,7% kemudian di urutan kedua Prabowo Subianto 27,1% dan diurutan ketiga Ganjar Pranowo 9,2% kemudian Puan Maharani 5,3% dan Anies Baswedan 5,2% dan tidak memilih sebanyak 22,5% .
Rendahnya elektabilitas Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan karena belum memiliki rekam jejak ditingkat nasional, juga kemenangan mereka berdua di pilkada tidak fantastis tidak bisa tembus diatas 70 persen beda saat Jokowi memenangkan Pilkada DKI di putaran kedua bisa menang diatas 70 persen.
Kemudian, kata dia, dari hasil penelitian terkait hasrat untuk memilih parpol ketika ditanyakan pada 2180 responden, jika pileg digelar hari maka hasil pilihan 2180 responden, yang memilih partai Golkar (18,1%), PDIP (17,8%), Gerindra(17,2%), Demokrat(8,1%), PKB(7,2%) PKS(6,3%),PAN(3,7%), PPP (3,2%) Nasdem (2.9%), Gabungan parpol lainnya (4,2%) tidak memilih (11,3%)
Menanggapi survei INES, Hairunnas Pengamat politik dari Peneliti Spektrum Politika Institute Sumatera Barat, mengatakan bahwa survei yang dilakukan Indonesia Network Election (INES) sebagai bukti bahwa saat ini pemilih masih melihat sosok Airlangga Hartarto sebagai Capres 2024.
“Airlangga Hartarto memiliki peluang besar untuk menang di Pilpres 2024,karena sosok Airlangga telah membuktikan kinerjanya kepada masyarakat, ” kata Hairunnas kepada wartawan, Rabu (16/11/2022).
Menurut dia meskipun muncul nama beberapa tokoh lainnya seperti Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, Puan Maharani, Muhaimin Iskandar, Agus Yudhoyono, namun nama Airlangga tetap menjadi peluang besar untuk dipilih oleh masyarakat pada Pilpres 2024.
“Walaupun ada beberapa tokoh lainnya, tetapi Airlangga tetap mendapat peluang besar untuk di pilih masyarakat sebagai Capres 2024,” ucap Hairunnas.
Tak hanya itu, elektabilitas Airlangga juga sangat tinggi, sehingga banyak pemilih lebih melirik sosok Airlangga sebagai Capres 2024. “Elektabilitas Airlangga tinggi dan ini menjadi daya tarik bagi pemilih, sebagai Capres, ” ucap dosen Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat.
Menurut dia, saat ini pemilih lebih cerdas sehingga tidak mudah masyarakat memilih siapa sosok capres 2024.Maka munculnya Airlangga membuka peluang Partai Golkar untuk membawa Airlangga sebagai Capres yang diinginkan rakyat Indonesia, “ungkapnya.
Kata dia, Airlangga telah menunjukkan kemampuannya sebagai pemimpin baik sebagai Ketua Umum Partai Golkar dan juga sebagai Menko perekonomian yang bekerja untuk masyarakat ketimbang pencitraan.
“Airlangga sudah melihatkan kemampuannya sebagai pemimpin mulai sebagai Ketum Golkar dan sebagai Menko perekonomian bekerja untuk masyarakat daripada pencitraan, ” tuturnya. (Redaksi)