JAKARTA, jurnalmadura.com – Panel Survei Indonesia (PSI) kembali lakukan survei mengukur pengaruh Jokowi, terhadap preferensi pilihan publik pada capres-cawapres pada pemilu 2024.
Survei mulai 15-27 Januari 2024 dengan jumlah sample sebanyak 2.242 WNI yang sudah memiliki hak pilih di 480 kabupaten/kota dengan tingkat kepercayaan 95% dan batas margin of error -+2,07.
Direktur Eksekutive PSI, Dominiko Bagas Mahendra mengatakan sampel responden yang pernah memberikan hak pilih pada pemilu 2019 lalu sebanyak 60,7 persen dan yang baru akan memberikan hak pilihnya pada pemilu 2024 sebanyak 39,5 persen.
“Sebanyak 18,9 persen merupakan responden yang tidak memberikan hak suaranya di Pilpres 2024 dan sebanyak 39,1 persen baru akan menjadi pemilih di Pemilu 2024,” kata Dominiko Bagas dalam keterangan tertulis, Selasa (30/1/2024).
Hasil penelitian PSI, sebanyak 48,4 persen menginginkan presiden dan wakil presiden yang bisa melanjutkan program pemerintahan Jokowi-Ma’ruf. Kemudian sebanyak 51,6 persen menginginkan pemimpin yang berani dan tidak bisa di intervensi oleh kepentingan asing
“Hasil penelitian menunjukan jika pilpres digelar hari ini responden pemilih Prabowo-Gibran sebanyak 54,9 persen, 28,8 persen memilih Ganjar-Mahfud dan sebanyak 12,1 persen memilih Anies-Muhaimin. Selebihnya belum menentukan pilihan sebanyak 4,2 persen,” ujarnya.
Tidak hanya itu, penelitian juga menunjukkan bahwa responden segmen pemilih pemula yang berjumlah 39,1 persen atau 877 responden. Sebanyak 46,8 persen pemula memberikan pilihan pada Prabowo-Gibran, 30,7 persen memilih pada Ganjar-Mahfud dan 14,7 persen memilih Anies-Muhaimin. Tidak memilih sebanyak 7.8 persen.
Menanggapi hasil survei PSI, Pengamat politik yang juga guru besar Ilmu Politik Universitas Airlangga (UNAIR) Prof Kacung Marijan, mengatakan pengaruh Jokowi pada Pilpres 2024 masih kuat.
“Ya kalau kita lihat survei PSI menunjukkan elektabilitas Jokowi sebagai presiden masih kuat dan memiliki pengaruh pada pilpres 2024,” kata Prof Kacung Marijan kepada awak media, Selasa (30/1/2024).
Marijan menjelaskan bahwa jika dilihat dari ketiga capres, lebih terlihat jika Prabowo-Gibran yang lebih dilirik Jokowi. Bukan karena adanya Gibran sebagai cawapres, tetapi pasangan nomor urut 2 ini paling berkomitmen meneruskan program Jokowi yang selama ini sudah berjalan.
“Kalau saya lihat dari ketiga capres lebih terlihat Prabowo-Gibran yang lebih dilirik Jokowi di Pilpres 2024, bukan karena ada anaknya Gibran sebagai cawapres tapi pasangan nomor urut 2 ini paling berkomitmen meneruskan program Jokowi yang selama ini sudah berjalan,” ucap Marijan
Selain itu, kata dia, masyarakat saat ini lebih mengikuti arah Jokowi sehingga peluang Prabowo-Gibran sangat besar menang pada pilpres 2024.
“Kalau dilihat masyarakat saat ini masih lebih mengikuti arah Jokowi, jadi peluang Prabowo-Gibran sangat besar menang di Pilpres 2024,” ungkapnya.
Selain itu menurut dia, Prabowo-Gibran lebih dipercaya karena di dalam koalisi juga ada partai Golkar yang lebih pengalaman dalam ekonomi, dan keberlanjutan program Jokowi akan tetap berjalan jika pasangan capres cawapres nomor urut 2 itu menang pilpres 2024.
“Prabowo-Gibran lebih dipercaya karena di dalam koalisi juga ada partai Golkar yang lebih pengalaman dalam ekonomi, dan keberlanjutan program Jokowi akan tetap berjalan jika pasangan capres cawapres nomor urut 2 itu menang pilpres 2024,” tuturnya.
Tak hanya itu, pendukung Jokowi lebih tertarik dengan pasangan Prabowo-Gibran karena ini menjadi kekuatan capres nomor urut 2 itu mengalahkan kedua capres lainnya.
Kemudian, kedua capres lainnya yakni Ganjar-Mahfud dan Anies-Cak Imin memiliki program baru jika terpilih sebagai presiden-wakil presiden sehingga ini yang menjadi alasan Jokowi tidak memberikan perhatian secara politik. (Redaksi)