PAMEKASAN – Ribuan Mahasiswa di Pamekasan Madura Jawa Timur yang tergabung dalam Organisasi PMII Dan GMNI Menuntut DPRD Pamekasan untuk mencabut Rebisi Undang-Undang Omnibus Law Yang dianggap tidak berpihak kepada Rakyat.
Aksi tersebut dimulai dari Monomen Arek Lancor hingga ke Gedung DPRD Kabupaten Pamekasan dan menuntut beberapa permintaan, diantaranya yaitu meminta DPRD Kabupaten Pamekasan Menolak pengesahan Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja, DPRD Pamekasan agar membentuk lembaga hukum untuk udisial review, Dan meminta DPRD Pamekasan agar mengirimkan langsung semua tuntutan ke DPR RI.
Ketua umum PC PMII Pamekasan Lutfi menyampaikan Para buruh dan petani rela berpanas – panasan berjuang untuk menghidupkan para pejabat dan pencari makan untuk pejabat,
“Tapi apa balasan dari pejabat terhadap para buruh dan petani selaku rakyat kecil, maka dari itu kami selaku mahasiswa tidak rela dengan kebijakan pemerintah yang sangat tidak berpihak pada rakyat,”tegas lutfi, Kamis08/09/2020.
Sementara salah satu tim orator GMNI Hofifi juga mengatakan, DPR yang dipilih secara demokrasi oleh rakyat seharusnya juga berbanding lurus harus sama-sama berpihak kepada rakyat.
“Selaku wakil rakyat maka anda wajib memperjuangkan hak-hak rakyat, bukan memperjuangkan para kapitalis,”ungkapnya.
Setelah sekitar 1 jam mahasiswa berpanas-panasan sambil orasi, Akhirnya para DPRD Pamekasan keluar, mulai dari ketua DPRD Dan Ketua Komisi DPRD Pamekasan, menemui para peserta aksi.
DPRD Pamekasan siap dan menerima semua tuntutan yang di sampaikan oleh semua peserta Aksi,
Ketua DPRD Fathorrohman mengatakan,”kami selaku penampung Aspirasi rakyat, secara peribadi kami sepakat dengan apa yang mahasiswa tuntut,”tuturnya.
Di tempat yang sama, Ketua Komisi III DPRD Pamekasan Ismail juga menyampaikan, Sudah Saatnya Mahasiswa memperjuangkan hak-hak rakyat.
“Maka dari itu kami sepakat dan siap untuk menindak lanjuti aspirasi yang disampikan oleh adik-adik mahasiswa kepada kami semua,”ungkap anggota dewan dari fraksi Demokrat itu.
Reporter: Asy’ari
Editor: Halili
