jurnalmadura.com
NEWS TICKER

Harga Gula Pasir Melambung Tinggi, Ketua Kadin Sumenep Minta Pemerintah Melakukan Operasi Pasar

Jumat, 17 April 2020 | 1:51 pm
Reporter:
Posted by:
Dibaca: 388

SUMENEP – Ditengah musim wabah penyebaran virus corona atau covid-19 di Indonesia, membuat harga Gula Pasir naik melambung tinggi, pasalnya harga gula pasir di pasar tradisional macapai kisaran Rp 18 sampai 20 ribu per kilogram.

Menanggapi hal itu, Ketua Kamar Dagang dan Industri Kadin) Sumenep, Hairul Anwar, meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat melakukan operasi pasar. Karena harga gula pasir saat ini melambung tinggi.

“Kalau masalah gula pasir yang naik itu, Kadin Sumenep punya data bahwa stok di Pemerintah Bulog itu sudah aman, cuma ini terkendala masalah distribusi, karena banyak distributor yang tutup karena pandemi covid-19,” kata Hairul, saat dikonfirmasi, Jumat (17/04/2020).

Dia mengaku prihatin pada harga gula yang sangat meroket. Padahal, kata hairul sekarang ini Indonesia tengah dilanda wabah virus yang sangat meresahkan yakni Covid-19

“Jadi ini tidak ada jalan lain, karena stok ada, ini yang terganggu cuma dijalur distribusi, kecuali ini adalah operasi pasar,” paparnya.

Apalagi, kata dia, naiknya harga gula pasir akan terus terjadi pada bulan puasa.

“Karena menjelang bulan puasa masyarakat butuh asupan gula, dan akhirnya permintaan tinggi, sedangkan jalur distribusi terganggu, makanya ini tiada jalan lain kecuali Pemerintah lewat Bulog ngadakan operasi pasar. Kalau tidak bisa, karena Physical Distanching, pemerintah bisa menggunakan distributor online,” terangnya.

Karena hal itu, dia meminta Pemerintah Daerah untuk segera melakukan trobosan, salah satunya dengan cara melakukan operasi pasar.

“Operasi pasar ini bisa dilakukan langsung kepada masyarakat (Konsumen) atau melalui distributor. Yang penting pemerintah bisa memantau harga,” tegasya.

Menurunya, meroketnya harga gula pasir dipasaran, karena pendistribusian dari perusahaan kepada distributor terhenti, akibat wabah Covud-19

“Kalau masalah pertumbuhan ekonomi dengan adanya pembatasan wilayah seperti ini, banyak pabrik tak berproduksi, jelas Bisnis Daring dan Pemasaran (BDP) kita pasti menurun, kecuali bidang pertanian,” tuturnya.

Berbeda jika kelangkaan akibat stok di Pemerintah habis. Jika itu terjadi, kata Hairul, Pemerintah harus melakukan impor dari negara lain.

“Saya sudah koordinasi di pengusaha Kadin, kita siap-siap untuk kencangkan ikat pinggang, karena sekarang lesuhnya perekonomian dan sulitnya mendapatkan bahan baku, serta diberatkan gaji THR, untuk tidak mengeluarkan dana yang tidak perlu dikeluarkan,” tandasnya.

Reporter: Masyhuri
Editor: Mahallil

VelocityDeveloper.com Copyright 2017 ©. All Rights Reserved.