jurnalmadura.com
NEWS TICKER

Kampung Pasir Di Sumenep, Diyakini Warga Sebagai Penangkal Berbagai Penyakit

Senin, 27 Januari 2020 | 5:17 pm
Reporter:
Posted by:
Dibaca: 1008

SUMENEP – Kota yang biasa disebut kota keris ini dikenal dengan kekayaan destinasi wisata dan tradisi, baik dari wisata sejarah, wisata alam, dan wisata religi, Serta ada tradisi unik yang dipercaya bisa menangkal berbagai penyakit.

Diketahui, di Desa Lagung Barat, Desa Legung Timur dan Desa Dapenda Kecamatan Bantang-Batang Kabupaten Sumenep ini, memiliki tradisi unik yakni masyarakatnya rata-rata tidur beralaskan Pasir (Kasur Pasir) berdasarkan hal itu, ketiga kampung tersebut di kenal dengan sebutan kampung pasir.

Di kampung ini, tepantau setiap rumah pasti mempunyai pasir yang berserakan bahkan di teras rumahnya sampai kamar rumah penuh dengan pasir yang halus layaknya kasur.

Bagi warga setempat, Pasir ini selain media relaksasi juga diyakini dapat menyembuhkan penyakit, pegal linu, gatal-gatal, nyeri punggung, dan penyakit rematik.

“Masyarakat disini itu sulit sekali kedapatan penyakit hingga dirawat di rumah sakit, karena daya tahan tubuh mereka cukup kebal, sehingga penyakit tidak mudah lengket, sekali pun usianya sudah tua,” ungkap warga Kampung Pasir, Bangso (60), saat ditemuai beberapa awak media , Minggu (26/01/2020) Kemarin

Hal itu dikarenakan, Sambung Bangso, masyarakat di desa tersebut rata-rata tidur di atas pasir. Dia menjelaskan pasir yang digunakan bukan sembarang pasir. Biasanya, pasir yang digunakan diambil dari Gunung Pasir di desa Legung Barat dan Pantai Lombang.

“Pasir ini seperti pasir kristal, berwarna putih gading dan tidak lengket di badan sekalipun dalam kondisi basah, dan sebelum pasir digunakan, terlebih dahulu pasir diayak untuk memastikan tidak ada batu atau benda berbahaya lain di dalamnya,” bebernya

Kemudian, pasir itu dibersihkan lalu dijemur dan disaring untuk menghilangkan lembab dari kandungan air.

Sementara itu, Salah satu Kepala Suku adat Kampung Pasir, Satrayu, menjelaskan kebanyakan anak di kampung halamannya dilahirkan di atas pasir, dari kecil mereka memang sudah akrab dengan pasir.

“Sehingga tak jarang ada yang menyebutnya manusia pasir. Sekali pun di kamar ada tempat tidur, seperti pada umumnya, mereka nyaris tidak pernah menggunakannya,” terang Satrayu

Satrayu menginginkan, pemerintah supaya mempertikan tradisi yang sudah melekat itu, dan memberikan semacam bantuan dan fasilitas yang bisa menunjang tradisi tersebut.

“Bantuan ada, tapi hanya pada segelintir orang. Maksudnya warga kampung disini ingin pembangunan desanya berkembang maju, misalkan dengan difasilitasi bantuan paving jalan untuk peningkatan infrastruktur,” tandasnya.

Reporter: Masyhuri
Editor: Mahallil

VelocityDeveloper.com Copyright 2017 ©. All Rights Reserved.