jurnalmadura.com
NEWS TICKER

Pemkab Sumenep Tutup Mata, Bertahun-tahun Masyarakat Kepulauan Tidak Merasakan Listrik

Senin, 23 September 2019 | 6:12 am
Reporter:
Posted by:
Dibaca: 497

SUMENEP – Masyarakat Kepualauan Masalembu, Kabupaten Sumenep, minta terlayani listrik 24 Jam. Asosiasi Masyarakat Masalembu Pelanggan PLTD (AMMP-PLTD) mendesak pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Perusahaan Listrik Negara (PLN) agar memenuhi hak dan kebutuhan masyarakat Masalembu terlayani listrik secara penuh.

Koordinator AMMP-PLTD, Burhanuddin, melalui sekretarisnya Juhairi, mengaku kepada media bahwa daerah Kecamatan Masalembu yang berada di utara pulau Madura itu belum teraliri listrik secara normal, akibatnya sejumlah pelayanan publik terganggu.

Meski segala upaya telah dilakukan, seperti bertemu dengan Wakil Bupati (Wabup) Sumenep, Achmad. Fauzi, belum ada jaminan kapan masyy Masalembu mendapatkan aliran listrik sama rata.

“Kita Sudah bertemu sebenarnya dengan Wabup Sumenep, dan janjinya bulan Oktober ini akan ada tim survei untuk yang PLN ke Masalembu. Dan pelaksanaannya itu selesai programnya tahun 2020,” ungkap Juhairi, melalui sambungan salularnya, Ahad (22/9).

Sebagi pemuda asli Pulau Masalembu yang terus memperjuangkan hak kesetaraan menikmati aliran listrik 24 jam, Juhairi, menjawab Pemkab setempat seperti masih menutup mata.

“Sebenarnya, untuk kita bicara soal layana listrik yang lebih baik yang dari PLN ini, itu sudah bertahun-tahun termasuk Pemerintah Kabupaten, cuma tidak ada respon positif dan konkret perihal itu,” ungkapnya.

Akibatnya, AMMP-PLTD memilih untuk berteduh dan melakukan audiensi bersama Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, dalam mencari solusi.

“Untuk yang surat ke Gubernur kita sudah ajukan tanggal 20 September 2019 kemarin. cuma misalkan kapan bisa bertemu untuk melakukan audiensi, kita menunggumu jawaban dari sana,” tuturnya.

Diakui atau tidak, aliran listrik satu-satunya berasal dari mesin diesel yang dioperasikan pihak swasta, yang hanya menyala pada malam hari saja. Bahkan, warga harus membayar Rp 300-Rp 500 ribu setiap bulan.

“Kita sebenarnya sudah sering sampaikan kondisi Listrik di Masalembu lewat Media Sosial (Medsos), baik ke Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), dan Pemkab sendiri, namun belum membuahkan hasil yang pasti,” timpalnya.

Keberadaan layanan sumber daya listrik yang memadai dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Masalembu khususnya dalam bidang ekonomi, pendidikan, dan kesehatan. Namun, bagaimana jika aliran listrik hanya batasi setiap harinya, dan tidak full 24 jam.

Dari kondisi itu, tidak adanya listrik, menjadikan masyarakat Kepulauan Masalembu sedikit tertinggal dari daerah Kepulauannya lainnnya.

“Layanan listrik harus dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat, baik di perkotaan atau pendalaman, serta memenuhi hak dan kebutuhan masyarakat akan layanan listrik 24 jam,” kata Juhairi dengan tegas.

Reporter : Mahendra
Editor : Mahallil

VelocityDeveloper.com Copyright 2017 ©. All Rights Reserved.